Rabu, 24 Maret 2010

MAKALAH MSI (METODOLOGI STUDY ISLAM)

OLEH :ANDREAS YUDHA P
26.08.1.1.003

Buat Apa Shalat?!
Kecuali Jika Anda Hendak Mendapatkan Kebahagiaan Dan Ketenangan Hidup
Penulis Dr. Haidar Bagir
Pernebit Mizania
PT mizan Puataka
Cinere, depok maret 2008/safar 1429 H

ISI
Bagian 1 Ruh Salat

A. Pendahuluan : Fungsi Dan Manfaat Shalat
Shalat secara harfiah berarti doa. Dalam konteks ini yang dimaksud shalat adalah doa yang disampaikan denga tata cara –sarat dan rukun- yang khas dalam bentuk bacaan dan gerakan tertentu.dalam bahasa syariah inilah yang disebut dengan ash-shalawat al-qa’imah, terdiri atas shalat wajib 5 waktu dan beberapa shalat sunnah.
Al-Qur’an memberikan tempat yang utama kepada ibadah shalat ini, tidak kurang dari 234 ayat mengenai shalat , demikian pula Rasulullah SAW. Diantara nya sebuah ayat yang mengisahkan orang-orang yang dijebloskan kedalam Saqor-suatu lembah di Neraka Jahanam : ( Kepada mereka ditanyakan ): “apayang memasukkan kamu kedalam saqor?” ( mereka menjawab ): “kami dulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat.” ( QS Al-Muddatstsir [74]: 42-43 )
Rasulullah SAW bersabda : “ Takada pembeda antara orang mukmin dan orang kafir kecuali shalat”
Didalam al-Qur’an, shalat disebutkan dengan berbagai fungsi shalat :
1. Shalat sebagai pencegah dari perbuatan buruk.
2. Shalat adalat sumber petunjuk.
3. Shalat adalah saranakita minta pertolongan kepeda Alloh SWT.
4. Shalat adalah pelipur jiwa.
5. Shalat yang teratur dapat melahirkan kreativitas.
6. Shalat menjaga kesehatan tubuh.

B. Shalat Yang Sebenarnya
Meskipun semua ibadah kepada Alloh SWT itu baik, tapi shalat lah yang terbaik. Demikian dinyatakan oleh Al-Qur’an, hadis, dan ungkapan para ulama dan sufi. Rosululloh ber sabda, “sebaik-baiknya amal adalah shalat pada waktunya.” Sayyidina ‘Ali bin abi tholib menyatakan, “sesungguhnya amal perbuatan yang disukai Alloh adalah shalat”. Dan juga imam Ja’far Al-Shadiq-seorang pemimpin umat, sufi, dan filosof, guru imam Abu Hanifah Dan Imam Malik-juga menyeru, “Sesungguhnya, sebaik-baik amal disisi Alloh pada harikiamat adalah shalat.”
Pesan Syaikh
Putra syaikh Hasah Ali Isfahani berkata, “Dua orang pedagang pasar Masyhad bercerita kepada saya, bahwadahulu kami menglami mas sult dalam kehidupan kami. Intuk mencegah problem ini, kami berdua pergi ke tempat syaikh hasan ali isfahani. Disana banyak sekali orang yang sedang menumggu giliran untuk dapat berjumpa dengan beliau. Kamipn duduk menunggu giliran kami. Tiba-tiba, dari kerumunan orang banyak itu, syaikh memanggil kami berdua untuk menghadap. Beliau berkata kepada salah satu dari kami, ‘kamu harus melakukan sesuatu yang tidak kamu lakukan.’ Sementara kepada yang lain, beliau berkata, ‘kamu tidak boleh melakukan sesuatu yang kamu lakukan(yakni dari kalian ada yang tidak mengerjakan salat sementara yang lain mengkonsumsi minuman keras). Pergilah kalian berdua dan kerjakan tugas kalian agar keadaan kalian mengalami perubahan.’ Kami akui salah satu dari kami tidak tidak pernah salat dan yang lain peminum.”
“”sesuai dengan wasiat syaikh, kami mengamalkan apa yang dianjurkan kepada kami dan pada akhirnya kami dapat keluar dari kesusahan kami.

C. Salat Dan Keharusanj Khusuk (1)
Khusuk bermakna kesadaran penuhakan kerendahan kehambaan (ubudiyah) diri kita sebagai manusia dihadapan keagungan rububiyah (ketuhanan)
Alloh berfirman dalan al-qu’an QS al-baqoroa [2]:45
“sesungguhnya shalat itu amat berat, kecuali bagi orang-orang yang khusuk”
Dahuli setan paling lama mengerjakan shalat.
Dikisahkan bahwa pada suatu hari bisyr bin mansyur berada di masjid sendirian, kemudian dia mengerjakan 2rokaat shalat yang sangat lama sekali. Selesai shalat dia mendapati seseorang duduk disampingnya. Bisyr berkata kepada orang tersebut, “janganlah anda tertipu dengan shalat saya, shalatnya setan jauh lebih lama daripada saya.”


D. Salhat Dan Keharusanj Khusuk (2)
khusuk seharusnya pemahaman yang benar tentang makna seluruh gerakan dan bacaan shalat serta menghujamkannya kedalam hati. Bahkan, pada puncaknya, bukan ucapan dan gerakan yang menghujam kehati, melainkan-sebaliknya-hati, yang yang menghayati seluruh makna bacaan dan gerakan shalat, mendiktekan kepada lidah apa yang harus diucapkan dan anggota tubuh yang harus digerakkan. Inilah yang disebut sebagai lafahhum, sebagai mana dimaksud oleh hadist :
“jadikanlah hatimu sebagai kiblat lidahmu; janganlah engkau gewrakkan lidahmu kecuali dengani aba-aba dari hatimu.”

E. Bagaimana Shalatdapat Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.
mudah dipahami bahwa shalat yang benar –yang dilakukan dengan khusuk (kehadiran hati) dan khudu’ (kerendahan diri)- akan menghasilkan penuhnya hati kita dengan kehadiran alloh SWT. Keadaan ini saja kiranya telah dapat menjadikan berbagai sumberdorongan kejahatan yang ada didalam hati kita –kecintaan terlebih pada dunia- terdesak ataumalah sepenuhmya terusir dari jiwa kita.
“alloh sekali-kali tidak menjadikan bagi seseorang dua hati dalam rongga dada.”(QS Al_Ahzb [33]:4)

F. Keharusan Berbuat Baik Kepada Sesama.
Rosululloh mengajarkan, “Shalat tidak sempurna melainkan dengan zakat”
Inilah kiranya hikmah dibalik penjajahan ibadah shalat dengan membayar zakat dibanyak ayat Al-Qur’an, antara lain : “dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat………” (QS Al-Baqoroh [2];110)

G. Thuma’ninah Dan Flow.
“wahai jiwa yang tenang (muthma’innah). Pulanglah kamu kepada Robbmu dalam keadaan kamu rela dan tuhan rela kepadamu. Maka masuklah kamu kedalam golongan hamba-hambaKu. Dan, masuklah kamu kedalam surga-Ku.” (QS AL-Fjr [89]:27-30)
Ayat dioatas dengan indahnya mengisahkan akhir perjalanan jiwa manusia yang telah sampai kembali kepada puncak ketenangan –yang memang merupakan fitrahnya pada saat ia diciptakan pertama kali- usai perjuangan melawan jiwa yang mendorong-dorongnya menuju keburukan. Inilah sekaligus akhir kembalinya jiwa kepada asal-muasalnya (ma’ad): Tuhan. Karena bukankah sesungguhnya jiwa manusia adalah pancaran Ruh tuhan? Inna lil-lah wa inna ilaihi roji’un

H. Shalat Dan Pencerahan.
“jika menghadapi problem filosofis yang tak dapat kupecahkan …. Biasanya aku akn pergi ke masjid untuk neriktrikaf didalamnya. Maka kalau tidak di masjid itu aku mendapatkan pemecahannya, ia biasanya akan datang dalam mimpiku.” Ungkapan itu keluar dari Ibnu sina, seorang filosof dan ahli kedokteran islam.

I. Sahalat Meningkatkan Performa Kerja.
“Makin sedikit upaya, makin bertenaga.” –Bruce Lee
Remuk-Tunduk Bak Pecahnya Gunung
Alloh berfirman, “kalau sekiranya kami menurunkan Al-Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatkannya tunduk (khaasyi’ah) terpecah belah disebabkan takut kepada Alloh” (QS Al-Hasyr [59]: 21)
Malik bin Dinar biasa membaca ayat ini dan lalu berkata, “Aku bersumpah kepada kalian, tidaklah sempurna seorang hamba denga Al-Qur’an ini kecuali hatinya benar-benar remuk-tunduklayaknya gunung yang tunduk terpecah-belah itu (baca: khusuk) kepada Alloh.” (Al-Khusu’ fi Al-Shalah,Ibnu Rajab A-Hambali).

J. Apakah Shalat Sapat Diganti Ddengan Meditasi?
Shalat yang artinya –generiknya adalah doa, sampai batas tertentu memiliki kesamaan dengan meditasi. Didalamnya terkandung upaya mmengheningkan, menenangkan dan menenteramkan diri atau jiwa. Namun lepas dari keimanan bahwa shalat adalah ajaran dari tuhan, sang pencipta yang maha bijaksana, shalat memiliki beberapa sifat yang ada dalam meditasi.
Shalat merupakan meditasi yang melibatkan berbagai gerakan yang teratur. Gerakan ini memilki berbagai fingsi. Salah satunya adalah menyatakan berbagai symbol penyembahan kepada sesuatu yang Maha agung. Mudah dipahami bahwa symbol diperlukan sebagai sarana sebagai sarana untuk mengarahkan dan menanamkan tujuan dan makna perenungan itu bagi pemeluknya. Tanpa simbol-simbol, niscaya pemahanman dan penghayatan atasnya akan memerlukan lebih banyak energi pikiran, kalau bukannya malah menjadikan perenungan melantur kemana-mana.

Bagian 2 Meresapi Ruh Shalat

1. Kaum Sufi Dan Syariat.
2. Shalat Menurut Kaum Sufi (1)
3. Shalat Menurut Kaum Sufi (2)
4. Memaknai Shalat, Melalui Pernyataan Ibnu ‘Arabi Dalam Funus Al-Hikam.
5. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Imam Al-Ghazali.
6. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Abu Tholib Al-Makki (1)
7. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Abu Tholib Al-Makki (2)
8. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Abu Tholib Al-Makki (3)
9. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Rumi (1)
10. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Rumi (2)
11. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Ibnu Al-Qoyim Al-Jawziyah
12. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Syah Waliyullah Al-Dihlawi (1)
13. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Syah Waliyullah Al-Dihlawi (2)
14. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Ibnu Sina (1)
15. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Ibnu Sina (2)
16. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Ayatullah Khomeini (1)
17. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Ayatullah Khomeini (2)
18. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Muhammad Iqbal
19. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Murtadha Mutahhari (1)
20. Menaknai Shalat, Melalui Pernyataan Murtadha Mutahhari (2)

Ringkasan Pandangan Kaum Sufi Tentang Shalat
al-hujwiri: shalat mengandung seluruh tahapan perjalanan menuju tuhan, dari pertama hingga akhir, yang didalannya semua maqamat (stasiun-stasiun spiritual) terungkap. Bagi kaum sufi wudhu bermakna tobat, menghadap kiblat bermakna keberuntungan kepada seseorang pembimbing spiritual, berdiri dalam shalat bermakna kediaman-diri, membaca ayat-ayat Al-Qur’an ber makna perenungan batin (zikir), ruku’ bermakna kerendahan hati, sujud bermakna pengetahuan diri, membaca syahada bermakna kemesraan dengan tuhan, dan salam bermakna memisahkan diri dari dunia dan “melepaskan diri” dari ikatan “stasiun-stasiun” (maqamat)
Ibnu Arabi: shalat adalah puncak pertemuan antara tuhan dan hamba, yang melaluinya seorang manusia-yang memiliki penglihatan batin (dhu bashar)- dapat “melihat tuhan”. Shalat berarti penyaksian (musyahadah) dan penglihatan (vision,ru’yah) akan alloh.
Abu Thalib Al-Makki: babi orang yang mengenal Allah, setiap ucapan dalam shalat mengarah pada tingkatan dan penyaksian kepada Allah, yaitu1 mengimami, 2 berserah diri, 3 ber tobat, 4 bersabar, 5 ridha, 6 takut, 7 berharap, 8 bersyukur, 9 mencintai, dan 10 bertawakal kepadanya. Kesepuluh makna ini merupakan tingkatan-tingkata keyakinan.
Jalaludin Rumi: shalat adalah symbol seluruh kehidipan seseorang. Lewat shalat, kita mendapat cahaya petunjuk yang akan membimbing kehidupan kita. Shalat adalah juga percakapan paling dalam dan mesra antara pencipta dan yang dicipta.
Imam Al-Ghazali:L shalat memancarkan cahaya didalam hati, yang selanjutnya akan merupakan kunci-kunci bagi ilmu-ilmu mukasyafah, yang melaluinya terbuka pintu-pintu langit bagi sihamba yang sedang salat serta dihadapinya ia oleh Allah SWT denga wajahnya.
Syah Waliyullah Al-Dihlawi: shalat adalah induk amal, obat penyembuh.shalat juga merupakan sebab besar bagi timbulnya cinta Allah dan rahmatnya. Jika salat telah nenyatu dalam diri seseorang, ia akan lebur dalam cahaya Allah, dan dosa-dosanya akan terampuni. ia pun akan terhindar dari bencana-bencana yang disebabkan oleh kebiasaan buruk. Shalat merupakan cara paling utama untuk melatih jiwa rendah agar tunduk kepada akal dan mengikuti keputusannya.
Ibnu Al-Qoyim Al-Jawziyah: buah puasa adalah penyucian jiwa, buah zakat adalah penyucian harta, buah haji adalah penganpunan, buah jihat adalah penyerahan diri padanya-yang semuanya diberikan kepada Allah,untuk hambanya dengan surga sebagai imbakannya-maka buah shalat adalah menghadapnya hamba kepada Allah menghadapnya Allah kepada hamna. Dalam menghadap Allah terdapat semua buah amal perbuatan yang tersebut sebelumnya, dan sebuah amal perbuatan itu menghadap kepada Allah didalam shalat.
Ibnu Sina: Shalat adalah menghadapnya hamba kepada Pemelihara segenap yang ada dan Penguasa semua makhluk penyaksian Al-Haqq, dengan kalbu yang bening dan jiwa yang suci yang terbebas dari segala hasrat (duniawi). Ia merupakan perwujudan (manifestasi) kerinduan, ketundukan, dan rintihan tubuh particular yang terbatas dan hina ini kepada Pemelihara segenap yang ada dan Penguasa semua makhluk. Ibadah shalat merupakan simulasi/penyerupaan (terhadap alam semesta), untuk menyerupakan (perilaku) raga dengan ruh, dalam kepatuhan kepada Sang Pencipta yang Maha Tinggi. Dia menyuruh manusia untuk meniru shalat-akalnya dengan gerakan batiniahnya.
Ayatollah Khomeini: waktu-waktu shalat adalah saat-saat munajat dan tempat perjumpaan dengan Al-Haqq, saat-saat hamba hadir di haribaan Suci dan di hadapan Hadhrat yang agung. Dan bahwa Al-Haqq Ta’ala, Sang Penguasa yang Maha Agung, pada saat-saat tertentu memanggil hamba-Nya yang lemah, yang tidak memiliki apa-apa, untuk bermunajat kepada-Nya, dan mengizinkannya masuk ke tempat kehormatan, agar dia mendapatkan kebahagiaan abadi dan kesenangan kekal. Karena shalat merupakan jamuan rohani yang telah dihidangkan oleh kedua Tangan Keindahan dan Keagungan Al-Haqq. Demikian pula, shalat adalah ibadah yang paling menyeluruh dan paling lengkap diantara ibadah lainnya.

Tujuan

Agar masyarakat mengetahui pentingnya shalat bagi kehidupan. Dan betapa besar dan mulianya amalan shalat ini. Karena shalat adalah amalan pokok, atau sesuatuamalan yang dihitung pertama kali di akherat nanati.
Dan juga masyarakat mengetahui pendapat ulama’-ulama’ besar dan pendapat kaum sufi tentang pengertian shalat.
Target penulis
Target penulis tentang tulisannya telah ter capai, karena antusiasnya penbaca sehingga kurang dari satu tahun terbitnya cetakan pertama sudah mengeluarkan cetakan kedua.
Menurut saya setelah membaca buku ini, saya menjadi mengerti tentang pendapat-pendapat ulama’-ulama’ besar tentang shalat, sehingga penulis telah mencapai targetnya menulis buku ini dalam diri saya.

Metode
Kepustakaan:
 Penulis menggunakan ayat-ayat dalam al-qur’an dan hadis.
 Penulis juga menyampaikan dengan cerita atau kisah-kisah yang bersangkutan dengan amalan shalat.
 Penulis juga memyampaikan pendapat ulama’-ulama’ besar dam kaum sufi.
Tanya jawab.

Analisis

Menurut saya pendapat penulis dibagian tuma’ninah dan flow, terdapat kalimat yng ter masuk filsafat “karena bukankah sesungguhnya jiwa manusia adalah pancaran ruh tuhan?” itu bisa membingunggkan pembaca, karena pembaca bisa berpendapat bahwa manusia adalah percikan dari tuhan atau satu dengan tuhan. Kita mengetahui bahwa dalam al-qur’an manusia pertama kali (Adam AS) diciptakan dari tanah,dan selanjutnya dari bertemunya sel telur dan sperma,itu juga kalau ditelusuri juga berakhir dari tanah.
Kekurangannya di buku ini di bagian shalat yang sebenarnya, kurang menyampaikan tentang kesalahan shalat orang dimasa ini. Contohnya:
 Tidak boleh berjalan cepat mengejar ruku’. (buku 44 kesalahan orang shalat).
Sabda rosulullah SAW:
“apabila shalat dimulai, maka jangan kamu mendatanginya dengan tergesa-gesa. Namun datangilah dengan berjalan, dan kamu harus tenang. Lalu,apapun yang kalian dapatkan (bersama imam), maka shalatlah. Dan apa yang kalian tertinggal, maka sempurnakanlah.” (HR. bukhori)
 Menjauhkan kedua telapak kaki disaat shalat (buku 44 kesalahan orang shalat).
Ketika Rosullah sujud beliau mendekatkan kedua telapak kakinya dan meletakkan tumit disamping tumit satunya lagi, berbeda dengan yang dilakukan oleh sebagian orang dalam salatnya, yang menjauhkan jarak antara kedua telapak kakinya.

Kesimpulan

Shalat adalah ibadah yang mencakup tujuan dasar penciptaan manusia dan pengutusan Muhammad SAW. Kita mengetahui mi’raj adalah peristiwa antara Muhammad SWA dan Allah SWT.dan kisah perintah shalat.
Dari buku ini shalat hanyya diterima dari orang-orang yang memiliki kesadaran dan melakukan tindakan-tindakan untuk menyantuni dan mengurusi sesama yang yang memerlukan uluran tangan kita. Dalam surah Al-Ma’un (107) ayat 4-7.
Sumber ajaran islam itu menunjukkan tampa keraguan bahwa tujuan penciptaan manusia dan diutusnya Muhammad SWA dan diajarkannya islam adalah agar manusia menyaembah allah SWT, menyempurnakan akhlak mulia, dan agar rahmad tersebar kepada alam semesta.


Daftar Pustaka



Bagir, Haidar
Buat apa shalat?! Kecuali jika anda hendak mendapatkan kebahagiaan dan ketenangan hidup / Hidar Bagir. Penerbit Mizania, Bandung;2008;260 hlm.; 21cm

Bayumi, Syaikh Muhammad
44 kesalahan orang shalat. Penerbit PUSTAKA AL-KAUTSAR, Jakarta Timur Agustus 2003; x + 232 hlm.; 17,5 cm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar