Rabu, 24 Maret 2010

MAKALAH ULUMUL QUR'AN

OLEH :ANDREAS YUDHA P
26.08.1.1.003
MAKALAH ULUMUL QUR’AN

HURUF-HURUF AL-MUQATHTHA'AH DALAM AL-QUR'AN

A. PENDAHULUAN
AL-Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril dan Al-Qur’an merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW, yang paling agung. Didalamnya terkandung petunjuk dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagian hidup, baik di dunia dan di akhirat, sebagaimana berfirman Allah dalam (QS, al-isra’17 : 9), “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberi petunjuk menuju jalan yang sebaik-baiknya”
Al-Qur’an yang terdiri atas 114 surat, yang diawali dengan beberapa macam pembukaan (Fawatih al-Suwar), di antara macam pembuka surat yang tetap aktual pembahasannya hingga sekarang ini adalah huruf muqaththa’ah.
Dalam makalah ini akan membahas huruf Muqaththa’ah yaitu potongan – potongan ayat dimana terdapat pada awal surat dalam Al-Qur’an. Huruf Muqaththa’ah termasuk Mutasyabih yang sebagian ulama’ berpendapat bahwa tidak ada yang mengetahui artinya kecuali Allah sendiri. seperti surat yang dimulai dengan huruf Alif Lam Mim, Alif Lam Ra, Tha Ha, Ha Mim, Shad, Qaf, Nun, Ya Sin, Tha Sin Mim, dan sebagainya

B. ISI
I. Memahami Huruf Muqaththa’ah
Huruf muqaththa’ah dalam al-Qur'an tidak diucapkan sebagaimana lazimnya ayat-ayat yang lain yang diucapkan sesuai dengan bunyi huruf yang disyakali. Tetapi, huruf muqaththa’ah dibaca sesuai dengan huruf yang merangkai. Sebagai pembuka surat, ia hadir dalam bentuk huruf hijaiyah yaitu Yaitu, alif, lam, mîm, shad, ra', kaf, ha', ya', ain, tha', sin, ha', qaf dan nûn dan jumlahnya empat belas yang berarti separoh dari total huruf hijaiyah yang ada dan dikenal kita kenal.
Huruf muqaththa’ah adalah potongan – potongan ayat dimana terdapat pada awal surat dalam Al-Qur’an. Menurut sebagian ulama’ huruf muqaththa’ah termasuk dalam ayat Mutasyabih yaitu tidak ada seorangpun yang mengetahui artinya.
Mutasyabih berasal dari kata tasyabuh yang secara bahasa berarti keserupaan dan kesamaan yang biasanya membawa kepada kesamaan antara dua hal, Tasyaba dan isytabaha berarti dua hal yang masing-masing menyerupai yang lainnya. Jadi huruf muqaththa’ah adalah huruf yag terdapat dalam al-quran yang secara tafsir tidak dapat diketahui maknanya.
Adapun yang termasuk huruf muqaththa’ah tersebut dikategorokan dalam beberapa bentuk:
1. Bentuk yang terdiri dari satu huruf. Bentuk ini terdapat pada tiga surat, yaitu surat Shad, Qaf, dan al-Qalam. Surat pertama dibuka dengan shad, kedua dengan qaf, dan ketiga dibuka dengan nun.
2. Bentuk yang terdiri dari dua huruf. Bentuk ini terdapat pada sepuluh surat. Tujuh di antaranya disebut hawamim yaitu surat-surat yang dimulai dengan huruf ha' dan man, Surat-suratnya adalah: surat Ghafir, Fushshilat, Al-Syura, Al-Zukhraf, Al-Dukhan, Al-Jatsiah, dan Al-Ahqaf. Khusus pada surat Al-Syura pembukaannya bergabung antara حم dan عسق . Tiga surat lagi adalah surat طه , طس ,dan يس
3. Pembukaan surat yang terdiri dari tiga huruf terdapat pada tiga belas tempat. Enam di antaranya dengan huruf الم yaitu surat Al-Baqarah ,Ali Imran, Al-'Ankabut, Al-Rum, Luqman, dan Al-Sajadah. Lima dengan huruf الر yaitu pada surat Yunus, Hud , Yusuf, Ibrahim, dan Al-Hijr. Dua susunan hurufhya طسم terdapat pada pembukaansurai Al-Syu'afa dan Al-Qashash.
4. Pembukaan surat yang terdiri dari empat huruf, yaitu المص pada surat Al-A'raf dan الر pada surat Al-Ra'd.
5. Pembukaan surat yang terdiri dari lima huruf hanya satu, yaitu كهيعص pada surat Maryam.

II. Menerjemahkan Muqaththa’ah
Para ahli tafsir mengatakan bahwa mutasyabih dalam Al-Qur’an itu tidak seorangpun juga yang mengetahui maksudnya selain Allah SWT. Lain dari itu Ibnu Qutaibah berpendapat bahwa Allah SWT yang menurunkan Al-Qur’an itu tidak lain ialah agar huruf potong itu dimanfaatkan oleh hambanya. Dan dengan itulah dia menunjukan pengertian yang dimaksudkan itu.
Ibnu Qutaibah mengemukakan dalam hadist yang dirowikannya, katanya, “apakah diperbolehkan bagi seseorang mengatakan bahwa Rasulullah sendiripun tidak mengetahui maksud mutasybih itu”.
Kata ibnu Qutaibah selanjutnya “kami tidak melihat ahli-ahli tafsir yang tidak mengartikan sesuatu dari hal Al-Qur’an”. Ahli-ahli tafsir itu “mutasabih itu tidak seorang yang mengetahuinya”. Ahli-ahli tafsir itu menafsirkan semua ayat-ayat Al-Qur’an itu malah sampai-sampai kepada huruf potong pada awal-awal surat. Kata Qutaibah selanjutnya dalm menafsirkan ayat yang berbunyi:
Tidak ada seorang juapun yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya itu berkata, “kami beriman kepada ayat-ayat”.(Al Imron: 7)
Ada orang yang mengatakan: “Bagaiman orang-orang yang mendalam ilimumya itu diperbolehkan dalam bahasa mengetahuinya itu”. Orang-orang yang demikian itu maka berarti dia sendiri yang ikut serta memutuskan orang berilmu uang mengatakan: “Disini tidak ada huruf waw nasak”.
Jika huruf-huruf muqaththa’ah tidak ada yang mengetahui artinya kecuali Allah sendiri, maka pernyataan tersebut bertentangan dengan:

 Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Yusuf : 2)
dan Demikianlah, Kami telah menurunkan Al Quran itu sebagai peraturan (yang benar) dalam bahasa Arab[776]. dan seandainya kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang pengetahuan kepadamu, Maka sekali-kali tidak ada pelindung dan pemelihara bagimu terhadap (siksa) Allah.
[776] Keistimewaan bahasa Arab itu antara lain Ialah: 1. sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, 2. bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan Luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan. 3. bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjugasi) yang Amat Luas sehingga dapat mencapai 3000 bentuk peubahan, yang demikian tak terdapat dalam bahasa lain.( Ar Ra'd ayat: 37)
Para alhi tafsir mencoba menafsirkan muqâtha'ah misalnya para sarjana klasik merangkai huruf muqâtha'ah (alif, lam, mîm, shad, ra', kaf, ha', ya', ain, tha', sin, ha', qaf) dengan membuang huruf yang sama, kedalam sebuah bentuk kalimat yang memiliki arti, sebagaimana berikut:
صحّ طريقك بالسنة
"Bersihkan jalan anda dengan Sunnah"

Atau dalam bentuk ungkapan lain:
صراط علىّ حق
"Jalan Ali ra adalah benar"
Ungkapan yang pertama dinyatakan oleh para pengikut aliran Ahlusunnah Waljama'ah. Sedangkan yang kedua biasanya dinyatakan oleh para pengikut Syi'ah. Masing-masing ungkapan tersebut dirangkai untuk menyebut huruf muqatha'ah meskipun dari keduanya menampakkan bias dan kepentingan ideologis.
Sementara itu, Ibnu Katsîr mengemukakan bentuk ungkapan lain mengenai kumpulan huru muqâtha'ah sebagai berikut:
نص حكيم قاطع له سر
"Teks yang jelas dan pasti, memiliki rahasia"
Huruf tersebut merupakan nama-nama Allah. Misalnya saja, alif lâm mîm yang berarti ana Allah a'lam (Aku Allah lebih maha mengetahui); alif lâm mîm râ yang berarti ana Allah a'lam wa ara (Aku Allah lebih maha mengetahui dan melihat); alif lam mîm shâd yang berarti ana Allah a'lam wa afshal (Aku Allah lebih maha mengetahui dan menjelaskan); kâf hâ ya ain shad yang berarti al-Kâfi (yang maha mencukupi), al-Hâdi (yang maha memberi petunjuk), al-Hakîm (yang maha menghakimi), al-Alîm (yang maha mengetahui) dan ash-Shâdiq (yang maha benar); alif lâm mîm yang berarti alif berarti Allah, lâm berarti lathîf (yang maha lembut) dan mîm berarti majîd (yang maha agung).
Menurut sarjana muslim yang lain, bias saja huruf muqâtha'ah merupakan nama-nama Allah yang hadir dalam bentuk terpotong-potong. Jika manusia mampu menyusunnya, maka ia pasti mengetahui nama Allah yang agung. Misalnya, alif lâm ra – ha mîm – nûn yang berarti ar-Rahmân (yang maha pengasih) dan begitu seterusnya. Pendapat ini dating dari Ibnu Abbâs.
Sebagian huruf potong itu diambil terambil dari sifat-sifat Allah SWT. Hal ini merupakakan salah satu ilmu ikhtisar dikalangan orang Arab. Walid bin Uqbah dalam syairnya:
Kataku kepadanya berdiri, - Berdiri
Katanya, - Qaf
Arti kata itu: -aku berdiri, diisyaratkan dengan Qaf yang artinya berhenti. Dari dasar itu para ahli tafsir menjadikan tiap-tiap huruf itu menunjukkan salah satu sifat Allah SWT. Misalnya kata Ibnu Abbas dalam menafsirkan firman Allah yang berbunyi:
Di antara yang demikian ialah pendapat Ibnu Abbas tentang kaf ha ya ‘ain shad. Kaf diambil dari karim (Pemurah), ha diambil dari hadin (Pemberi Petunjuk), ya diambil dari hakim (Bijaksana), ‘ain diambil dari ‘alim (Maha Mengetahui), dan shad diambil dari shadiq (Yang Benar).

C. KESIMPULAN
Bahwasannya Huruf muqaththa’ah dalam al-Qur'an tidak diucapkan sebagaimana lazimnya ayat-ayat yang lain: yang diucapkan sesuai dengan bunyi huruf yang disyakali. Tetapi, huruf muqaththa’ah dibaca sesuai dengan huruf yang merangkai. Sebagai pembuka surat, ia hadir dalam bentuk huruf hijaiyah yaitu Yaitu, alif, lam, mîm, shad, ra', kaf, ha', ya', ain, tha', sin, ha', qaf dan nûn dan jumlahnya empat belas yang berarti separoh dari total huruf hijaiyah yang ada dan dikenal kita kenal.
Huruf muqaththa’ah adalah potongan – potongan ayat dimana terdapat pada awal surat dalam Al-Qur’an. Menurut sebagian ulama’ huruf muqaththa’ah termasuk dalam ayat Mutasyabih yaitu tidak ada seorangpun yang mengetahui artinya.
Mutasyabih berasal dari kata tasyabuh yang secara bahasa berarti keserupaan dan kesamaan yang biasanya membawa kepada kesamaan antara dua hal, Tasyaba dan isytabaha berarti dua hal yang masing-masing menyerupai yang lainnya. Jadi huruf muqaththa’ah adalah huruf yag terdapat dalam al-quran yang secara tafsir tidak dapat diketahui maknanya.
Penggunan huruf-huruf tersebut dalam pembukaan surat-surat Alquran disusun dalam 14 rangkaian, yang terdiri dari kelompok berikut:
1) Kelompok sederhana, terdiri dari satu huruf, terdapat dalam 3 surat, yakni (ص) (QS. Shad); (ق) (QS. Qaf); dan (ن) (QS. Nun).
2) Kelompok yang terdiri dari dua huruf, tedapat dalam 3 surat, yakni (حم) (QS. Al-Mu’min; QS. Al-Sajdah; QS. Al-Zukhruf, QS. Al-Dukhan; QS. Al-Jatsiyah; dan QS.Al-Ahkaf; (طه) (QS. Thaha); (طس) (QS. Al-Naml); dan (يس) (QS. Yasin).
3) Kelompok yang terdiri dari tiga huruf, yakni (الم) QS. Al-Bqarah, QS. Ali Imran, QS. Al-Ankabut, QS. Al-Rum, QS. Luqman dan QS. Al-Sajdah); (الر) (QS. Yunus, QS. Hud, QS. Ibrahim, QS. Yusuf, dan QS. Al-Hijr, dan (طسم) (QS. Al-Qashash dan QS. Al-Syu’ara).
4) Kelompok yang terdiri dari empat huruf, yakni (الر) (QS. Al-Ra’ad) dan (المص) (QS. Al-A’raf).
5) Kelompok yang terdiri dari lima huruf, yakni rangkaian ((كهيعص (QS. Maryam) dan (حم عسق) (QS. Al-Syuara).


DAFTAR PUSTAKA
Al-Hasni, Mahmud bin Alawi al-Maliki, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Quran, Bandung, Pustaka Setia, 1998.
Chirzin, Muhammad, Al-Quran dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta, PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998.
Rofi’i, Ahmad & Ahmad Syadali, Ulumul Quran I, Bandung, Pustaka Setia, 1997.
Supiana, & M. Karman, Ulum Quran, Bandung, Pustaka Islamika: 2002.
Al-Abyadi, Ibrahim, Sejarah Al-Qur’an, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1996

Tidak ada komentar:

Posting Komentar